Pembunuhan di Gaza Berlanjut Meski Gencatan Senjata Berlaku, Wapres AS pun Terbang ke ‘Israel’

Wapres AS JD Vance

SALAM-ONLINE.COM: Wakil Presiden AS JD Vance dan istrinya, Usha, terbang ke “Israel”, wilayah Palestina yang dijajah, pada Senin (20/10/2025) di tengah pasukan penjajah “Israel” yang terus membunuh banyak warga Palestina di Gaza, meskipun kesepakatan gencatan senjata sudah ditandatangani baru-baru ini.

Vance tidak menjawab pertanyaan dari wartawan sebelum menaiki pesawat, tetapi melambaikan tangan dari atas tangga sebelum memasuki pesawat.

Perjalanannya dilakukan di tengah serangan “Israel” yang terus berlanjut dan telah menyebabkan kematian sedikitnya 97 warga Palestina sejak dimulainya gencatan senjata terbaru pada 10 Oktober 2025.

Perdana Menteri penjajah Benjamin Netanyahu bertemu utusan AS Steve Witkoff dan Jared Kushner pada Senin pagi di tengah gencatan senjata yang rapuh di Gaza.

Kantor Netanyahu seperti dilansir Anadolu, Selasa (21/20/2025) melaporkan Vance dan istrinya akan menghabiskan “beberapa hari” di “Israel” (wilayah Palestina yang dijajah) dan bertemu dengan perdana menteri penjajah Benjamin Netanyahu.

Baca Juga

Pada Ahad lalu, Vance menolak untuk membahas serangan “Israel” (pelanggaran gencatan senjata), tetapi mengatakan gencatan senjata akan disertai “serangan mendadak”.

Sementara itu, Presiden Donald Trump pada Senin mengancam Hamas akan “dibasmi” jika gagal mematuhi kesepakatan gencatan senjata Gaza, yang mencakup perlucutan senjata kelompok tersebut dan pengembalian jenazah sandera “Israel”.

Tahap pertama dari kesepakatan gencatan senjata Gaza yang terdiri dari 20 poin dicapai antara “Israel” dengan Hamas awal bulan ini, berdasarkan rencana yang diajukan oleh Trump. Tahap pertama mencakup pembebasan sandera “Israel” dengan imbalan tahanan Palestina. Rencana tersebut juga mencakup pembangunan kembali Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa Hamas — sesuatu yang sulit dilakukan tanpa melibatkan gerakan perlawanan Palestina tersebut, menurut para analis.

Sejak Oktober 2023, serangan “Israel” telah membunuh lebih dari 68.000 warga Palestina di daerah kantong tersebut, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan membuat sebagian besar wilayah tersebut tidak layak huni. (is)

Baca Juga