Kecelakaan Sukhoi: Dugaan Human Error dari Simulator Rusia

MOSKOW (salam-online.com): Kemungkinan adanya human error (kesalahan manusia) dalam kecelakaan pesawat Superjet 100 terus berhembus. Dari hasil uji simulator di pusat riset penerbangan Rusia diperoleh adanya kesalahan pilot yang mengakibatkan kecelakaan tersebut.

Dalam uji simulator tersebut disimulasikan juga berbagai situasi darurat, tetapi dari semua kondisi itu tak satu pun yang bisa menyebabkan jatuhnya pesawat. Harian Izvestia yang kemudian dilansir kantor Ria Novosti, Jumat (11/5/2012) mewartakan hasil simulasi ini.

Menurut sumber di pusat pelatihan pilot di Zhukovsky, dekat Kota Moskow, dimana simulasi dilakukan, Terrain Awareness and Warning System (TAWS) di kokpit pesawat SSJ 100 memberi informasi kepada pilot perihal kendala-kendala yang akan didapat.

“Anda tak bisa begitu saja melewatkan sinyal peringatan jika ada bahaya, sistem memasukkan pesan peringatan ke display pusat dan indikator cahaya merah serta tanda peringatan pun menyala,” tutur sumber ini seperti dikutip detik.com (11/5/2012).

“Selain itu, sistem otomatis bisa mengintervensi untuk mencoba membantu pesawat menghindari tabrakan,” ujarnya lagi.

Sumber ini menambahkan, pilot kemungkinan mematikan sistem peringatan untuk berbicara dengan para penumpang. Menurut  seorang pakar di pusat riset tersebut, kemungkinan juga pilot “berhenti memperhatikan” sistem peringatan disebabkan pesawat nyaris berada di wilayah pegunungan.

Toh  menurut para pakar keselamatan penerbangan lainnya, hasil simulasi tidak bisa disebut memberi gambaran lengkap. “Hasil tes pada simulator tidak memberikan gambaran penuh,” ujar pakar yang tak mau disebut namanya kepada Prime News-agency. Menurutya, gambaran penuh akan jelas setelah ditemukannya rekaman data penerbangan.

Baca Juga

Pakar lainnya menyebut tiga kemungkinan yang berhubungan dengan TAWS. “Kemungkinan pertama, TAWS tidak bekerja. Kedua, TAWS dimatikan atau mereka tidak memperhatikannya, atau kemungkinan ketiga bahwa itu memberikan indikasi yang keliru,” jelasnya.

Seperti diketahui, saat melakukan promosi pada joy flight pertama, Rabu (9/5/2012) pesawat Sukhoi Superjet 100 sukses. Kemudian pada joy flight kedua, masih di hari yang sama, pada sekitar pukul 14.33 WIB, setelah sang pilot asal Rusia itu minta izin kepada ATC bandara Soekarno-Hatta untuk menurunkan ketinggian pesawat dari 10.000 kaki ke 6000 kaki, pesawat ini hilang kontak. Posisi saat itu ada di sekitar lereng Gunung Salak.

Pesawat dengan pilot dan co-pilot warganegara Rusia itu  membawa 45 orang, termasuk kru dari Rusia 8 orang—1 dari Prancis, 1 dari Italia dan 1  lagi dari AS—ditemukan oleh Tim Sar di kawasan Gunung Salak pada Kamis pagi (10/5/2012) dalam keadaan hancur.

Jika human error ini benar, adakah hubungannya dengan pengaruh minuman keras (miras) sampanye pada sang pilot?

Foto: AP

Baca Juga