JAKARTA (SALAM-ONLINE): Banyak publik yang percaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bisa menuntaskan kasus-kasus besar seperti megaskandal Century ketika Abraham Samad dilantik menjadi Ketua KPK.
Samad saat dilantik berjanji akan menuntaskan kasus-kasus besar itu. Namun belakangan kepercayaan publik itu kian menipis.
Tingkat kepercayaan publik kepada KPK untuk menuntaskan kasus-kasus besar yang kian menurun ini terlihat dari hasil survei yang digelar Media Survei Nasional (Median).
“Sebanyak 52,5 persen publik meragukan atau menilai KPK tidak serius dan tidak bisa menuntaskan skandal Century. Untuk menyelesaikan kasus ini, hanya 25 persen yang masih percaya KPK serius, dan 22,5 persen menjawab tidak tahu,” kata Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, dalam rilis survei bertema Kinerja Polri, KPK, dan Budaya Korupsi, Ahad (30/6/2013).
Survei ini digelar pada 19-25 Juni 2013 dengan melibatkan 1.100 responden yang tersebar di 33 provinsi, serta dengan menggunakan metode multistage random sampling. Tingkat kepercayaan survei ini adalah 95 persen, dengan margin of error plus minus 2,87 persen.
Dalam kasus Hambalang, Rico melanjutkan, sebanyak 44,6 persen publik menilai KPK juga tidak serius. Hanya 36 persen yang masih menilai KPK serius dan sisanya, sebanyak 19,4 persen, menjawab tidak tahu.
Mayoritas publik pun percaya, lanjut Rico, KPK hanya serius untuk menuntaskan kasus-kasus kecil, atau kasus-kasus yang di bawah megaskandal Century dan Hambalang.
“Hasil survei menunjukkan bahwa publik menilai keseriusan para pimpinan KPK menangani kasus korupsi besar seperti dalam skandal Bank Century dan Hambalang hanya sebatas pada janji saja. Bahkan publik merasakan adanya kesenjangan keseriusan KPK dalam menangani kasus besar dan kasus yang lebih kecil,” kata Rico Marbun.
“Berdasarkan hasil survei, dalam kasus korupsi Al-Qur’an, publik menilai keseriusan KPK mencapai 55 persen, untuk kasus suap PON keseriusan KPK mencapai 55 persen, sedangkan dalam kasus simulator 57 persen,” ujar Rico.
Menurut Rico, keseriusan terhadap kinerja KPK yang terbesar adalah dalam penanganan kasus suap impor daging sapi, yaitu 85 persen.
Sangat disayangkan, ujar Rico, keseriusan KPK dalam menangani skandal Century terlihat paling rendah, dibandingkan kasus-kasus korupsi lainnya. Mengingat skandal Century tergolong megakorupsi karena melibatkan uang negara sbesar Rp 6,7 triliun.
“Patut disayangkan, karena dari sisi opini KPK relatif memperoleh dukungan tinggi dari publik dibandingakan lembaga penegak hukum lainnya. Sayangnya yang dilakukan KPK malah membongkar kasus berskala puluhan miliar, bukan ratusan apalagi triliunan rupiah,” demikian Rico. (rmol)
salam-online