Erdogan Kecam Kudeta Mesir: Ada Implikasi Politik Tergulingnya Mursi bagi Turki

Turki-PM Erdogan-jpeg.image
PM Turki Recep Tayyep Erdogan

ISTANBUL (SALAM-ONLINE): Perdana Menteri Turki, Recep Tayyep Erdogan, Jumat (5/7/2013) mengecam intervensi militer di Mesir yang menggulingkan Presiden dari kelompok Islam, Mohammad Mursi. Ia juga mengecam Barat karena tidak menyebut penggulingan itu sebagai kudeta.

Para analis mengatakan, ada implikasi politik diplomatik yang besar bagi Turki dengan tergulingnya Mursi.

Menurut Kadri Gursel dari surat kabar Turki Milliyet, Erdogan melihat Mursi memiliki banyak pendukung Islam dan dukungan kaum Muslimin yang kuat ini dipandang Erdogan sebagai investasi yang baik secara politik, karena memberi kedua negara pengaruh diplomatik yang lebih luas di kawasan itu.

Merujuk pada sejarah kudeta negaranya, Erdogan memperingatkan bahwa tindakan militer semacam itu membawa akibat berat.

Baik pemerintahan Uni Eropa di Brussels maupun Washington sejauh ini menahan diri dan tidak menyebut penggulingan Mursi sebagai kudeta. Itu akan berbeda jika sasaran kudeta bukan dari kelompok Islam.

Bahkan ironisnya, Arab Saudi dan Qatar mengucapkan selamat kepada Presiden Mesir sementara yang baru diangkat, Adly Mansour.

Baca Juga

“Tergulingnya Mursi akan memberi dampak psikologis yang berat pada pemerintah Turki. Apa yang disebut kebijaksanaan besar dalam membangun tatanan regional baru dengan rezim-rezim Islam pasca pergolakan Arab, terutama Mesir, Tunisia, Libya, dan dalam hal ini masa depan Suriah, juga dilihat sebagai faktor penentu. Jadi tatanan baru regional, kecuali pelaku asing di kawasan, semua ini, sudah hilang,” kata Gursel.

Rencana Perdana Menteri Erdogan melakukan perjalanan kontroversial ke Jalur Gaza yang dikuasai umat Islam juga mungkin terancam. Kunjungan ini telah berulang kali tertunda karena kekhawatiran Washington, Tel Aviv dan Palestina.

Gursel mengatakan, dengan tersingkirnya Presiden Mursi, itu sama saja menghancurkan harapan bagi kunjungan Erdogan ke Gaza.

“Erdogan tidak akan pergi ke Gaza dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Karena dengan kondisi ini ia tidak bisa pergi ke Gaza melalui Gerbang Rafa. Tidak akan ada sambutan baginya di Mesir. Dia tidak bisa pergi ke Mesir yang dikuasai militer. Itu mustahil,” ujarnya.

Hilangnya satu sekutu penting di Timur Tengah merupakan pukulan lain bagi popularitas Erdogan, yang sempat dilanda unjuk rasa yang dimotori kelompok sekuler terhadap kepemimpinannya. (salam-online)

sumber: voa

Baca Juga