Setelah 22 Tahun Tersimpan, Meriam Ramadhan Kembali Digunakan

Madinah-setelah 22 tahun tersimpan, meriam ramadhan kembali digunakan-jpeg.imageMADINAH (SALAM-ONLINE): Meriam pada era Kekhalifahan Ottoman akan kembali digunakan di Madinah Saudi Arabia setelah 22 tahun lamanya.

Pada sebelumnya penggunaan meriam tersebut sempat dihentikan karena alasan administrasi dan teknis. Banyak yang berpendapat penggunaan kembali meriam ini karena tidak bertentangan dengan hukum Islam.

Hal tersebut diumumkan langsung oleh Raja Faisal Salman bin Abdul Aziz, sebagaimana dilansir CNN dari laman Arabnews, Jumat (19/6).

Direktur Jenderal Kepolisian Kota Madinah Mayor Jenderal Abdulhadi al-Shahrani mengonfirmasi kebenaran hal tersebut. Ia mengatakan bahwa meriam akan kembali digunakan selama bulan Ramadhan.

Berdasarkan laporan, awalnya Madinah memiliki dua meriam, satu di puncak Gunung Sal, sekitar 500 meter dari Masjid Nabawi, dan satunya lagi di sisi lain di dalam benteng Turki di kawasan Quba.

Meriam ini ditembakkan beberapa kali untuk menandai awal dan akhir Ramadan. Selain itu setiap harinya, meriam juga ditembakkan untuk menandai waktu berbuka puasa.

Baca Juga

Pengumuman ini bertepatan dengan kebijakan Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman yang menempatkan beberapa imam di Masjid Nabawi, termasuk Syaikh Mohammed Ayoub yang kembali memimpin jamaah shalat setelah ketidakhadirannya selama 20 tahun.

Ayoub merupakan salah satu pemilik suara paling merdu di masjid pada era 1990-an. Ia kemudian tak lagi memimpin shalat karena alasan administratif.

Banyak orang yang kemudian menemui Ayoub, mempertanyakan tentang dirinya yang kembali memimpin shalat di Masjid Nabawi.

Ayoub dilaporkan menerima kabar dari Syaikh Abdulaziz bin Saleh, kepala pengadilan Madinah dan kepala imam di Masjid Nabawi. (EZ/salamonline).

Baca Juga