Aliansi Ormas Anti Komunis Tolak Pementasan ‘Monolog Tan Malaka’ di Jabar
BANDUNG (SALAM-ONLINE): Sejumlah ormas di Bandung yang tergabung dalam ‘Aliansi Ormas-LSM Anti Komunis Jawa Barat’ menolak acara ‘Monolog Tan Malaka’ yang digelar di Pusat Kebudayaan Prancis, Institut Francaise D’Indonesie (IFI), Jalan Purnawarman pada Rabu dan Kamis (24/3), karena disinyalir berbau penyebaran ajaran Marxisme dan Komunisme.
Pentas “Monolog Tan Malaka: Saya Rusa Berbulu Merah” yang pada Rabu (23/3) berhasil dibubarkan sejumlah ormas, ternyata Kamis (24/3) pukul 16.00 dan 20.00 WIB tetap digelar setelah Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, dikabarkan membackup acara tersebut.
Ormas dan lembaga-lembaga Islam seperti Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Kota Bandung, FPI, Aliansi Anti Komunis Jabar, Dewan Dakwah Jawa Barat, Gerakan Bela Negara (GBN), Gerakan Ganyang Mafia Hukum (GGMH), Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) Jawa Barat, Pemuda Persatuan Islam (Persis), Lasykar Sabilillah, Lasykar Angkatan 66, FKPPI Kota Bandung, Forum Kebangsaaan 66 Jabar, LAKI Jabar, MADANI, Serikat Islam Indonesia Kota Bandung, Pemuda Muslim Jawa Barat, Lasykar Arif Rahman Hakim 66 Jabar, KPUB, PERMAK, YAHISHA, Pengajian Politik Islam (PPI) Jabar, Yayasan Muallaf Indonesia (YUMI), dan Yayasan Islam Abad 21, mendatangi Panitia Penyelenggara dan meminta agar panitia membatalkan kegiatan itu.
“Atas desakan Ormas tersebut akhirnya Panitia bersedia membatalkan acara monolog tersebut. Namun keesokan harinya, Kamis (24/3), Panitia kembali bersemangat melanjutkan acara tersebut setelah mengklaim mendapatkan jaminan dari Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil. Dengan mengerahkan ratusan aparat keamanan dan ormas, acara tersebut kembali digelar,” ungkap Ketua Aliansi Muchsin Al Fikri dalam rilis yang diterima redaksi, Kamis (24/3).
Aliansi Ormas-LSM Anti Komunis Jawa Barat menyatakan bahwa kegiatan ‘Monolog Tan Malaka’ yang digelar oleh IFI dan Mainteater—kelompok teater yang berbasis di Bandung—merupakan sebuah upaya membangkitkan kembali paham komunisme dan Marxisme melalui bidang seni dan budaya.
“Oleh sebab itu kami dengan tegas menolak segala bentuk kegiatan yang berupaya ingin menyebarkan kembali paham terlaknat tersebut,” kata Muchsin.
Aliansi Ormas-LSM Anti Komunis Jabar juga menyayangkan sikap Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang justru membackup kegiatan tersebut.
Seharusnya sebagai wali kota, ujar Muchsin, sejatinya melindungi warganya dari paham sesat Komunisme dan Marxisme, bukan malah melindungi para aktivis kiri yang ingin kembali menata paham yang sudah bangkrut itu.
“Sebagai wali kota, beliau sudah disumpah dengan sumpah jabatan akan melaksanakan seluruh Perundang-undangan, termasuk melaksanakan TAP MPR Nomor 25 tahun 1965 tentang larangan penyebaran aliran dan paham Marxisme dan komunisme,” tandasnya.
Muchsin menegaskan, jika Ridwan Kamil melindungi acara penyebaran berbau Marxisme itu, artinya dia sudah melanggar sumpah jabatan.
“Aliansi Ormas-LSM Anti Komunis Jawa Barat Menolak penyelenggaraan Monolog Tan Malaka di seluruh Jawa Barat, dan menginstruksikan kepada seluruh ormas Islam di daerah agar berupaya dan berjuang membatalkan kegiatan serupa,” tegas Muchsin. (s)