KLATEN (SALAM-ONLINE): Wagiyono, kakak Siyono, yang juga Ketua RT di Desa Pogung, Cawas, Klaten, menolak klaim Kepala Desa setempat yang menyebut pelarangan autopsi jasad Siyono berdasarkan kesepakatan dengan warga.
Demikian disampaikan Wagiyono, kakak kandung almarhum Siyono, kepada Sekjen The Islamic Study and Action Center (ISAC) Endro Sudarsono, Sabtu (2/4) sore di Masjid Muniroh, Pogung, Cawas, Klaten. Wagiyono turut mengambil jenazah Siyono di RS Bhayangkara (Polri), Jakarta.
Menurut Wagiyono, pihak keluarga, baik ayah ataupun dia sendiri sebagai kakak Siyono, tidak diajak atau dilibatkan dalam musyawarah tentang kesepakatan warga yang diklaim Kepala Desa Pogung, Djoko Widoyo.
Wagiyono menceritakan bahwa kepala desa, beberapa Pengurus RT dan Pendeta mendatangi ayahnya dan dia sendiri sebagai kakak Siyono untuk menandatangani surat kesepakatan yang diklaim tersebut.
Namun Wagiyo menolak klaim kesepakatan tentang kesepakatan tersebut, di antaranya berisi penolakan pemakaman jenazah Siyono jika autopsy dilakukan. “Itu makam bukan milik Kepala Desa, itu bumi Allah,” kata Wagiyono
Wagiyono juga menolak pengusiran anggota keluarga yang setuju autopsi. “Kami menolak keras kesepakatan warga itu Mas, kami dirugikan, keluarga kami dipojokkan,” jelas Wagiyono.
Hadir dalam kesaksian ini adalah Ketua Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) Edi Lukito dan puluhan anggota Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM). (es)