JAKARTA (SALAM-ONLINE): Gambar dan simbol Palu Arit yang melambangkan Komunisme dan Partai Komunis Indonesia (PKI) kini bermunculan di mana-mana. Pemunculan simbol Komunis itu nampak seperti disengaja, sistematis dan makin hari makin meluas.
Demikian disampaikan pakar hukum tata negara Prof Dr Yusril Ihza Mahendra, SH, M.Sc dalam akun Facebooknya, Jumat (10/2).
“Simbol itu baru-baru ini tiba-tiba muncul di Madura, dekat pondok pesantren yang besar dan berpengaruh, Pesantren Banyu Anyar dan Darut Tauhid. Di daerah-daerah lain, simbol Komunis itu sering pula dimunculkan dan menimbulkan keresahan di masyarakat,” ungkap manntan Menteri Hukum, Perundang-undangan dan HAM ini.
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) ini menyerukan kepada warga, simpatisan dan pendukung PBB khususnya, serta umat Islam umumnya agar berhati-hati dan waspada. Menurutnya, munculnya simbol Komunis itu bisa benar-benar dilakukan oleh anak-cucu dan simpatisan PKI zaman dulu, bisa pula aksi pancingan agar ada keresahan dan kemudian menimbulkan reaksi dari umat Islam.
Mantan Mensesneg ini mengungkapkan, dalam sejarah politik di negeri kita, warga Bulan Bintang (keluarga Masyumi dulunya) adalah sasaran utama PKI untuk dihabisi. Pembunuhan dan pembantaian terhadap keluarga Masyumi, kata mantan Mensesneg ini mulai terjadi sejak Peristiwa Madiun tahun 1948. Pembunuhan terus berlanjut secara sporadis sampai Masyumi dibubarkan tahun 1960, yang salah satu penyebabnya adalah sikap anti Komunis dan anti Nasakom yang dipaksakan untuk diterima di zaman itu.
“Bangsa kita kini sedang diuji dan diobok-obok, dimulai dengan keresahan dan menumbuhkan rasa curiga satu sama lain. Kecurigaan ini lama kelamaan bisa memancing bentrokan. Inilah yang dinamakan konflik sosial yang mendorong terjadinya perang saudara. Kalau bangsa ini terpecah belah, dengan mudah negara ini jatuh pada kekuatan-kekuatan asing,” ujarnya mengingatkan. (EZ/salam-online)