Pertempuran Meningkat, 15.000 Anak Irak di Mosul Mengungsi

15.000 anak Irak dan keluarga mereka di Mosul kembali mengungsi untuk menyelamatkan diri dari pertempuran sengit antara ISIS dan rezim Irak

SALAM-ONLINE: Sebanyak 15.000 anak dalam sepekan terakhir telah mengungsi dari bagian barat Kota Mosul di Irak, tempat pertempuran antara pasukan rezim dan petempur ISIS meningkat, kata Badan Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF).

“UNICEF merespons kebutuhan mendesak di Kamp Hamam Al Ali, 20 kilometer dari Mosul, tempat bantuan diberikan kepada anak-anak saat mereka tiba,” kata Penasihat Regional UNICEF Bastien Vigneau melalui telepon dari Irak baru-baru ini.

Ia menyatakan anak-anak itu sangat ketakutan oleh suara ledakan bom, yang menjadi salah satu alasan utama orangtua mereka memutuskan untuk mengungsi.

Mereka menyelamatkan diri dengan membawa sangat sedikit barang dan dalam kebanyakan kasus dengan sedikit pakaian. Anak-anak dan keluarga mereka kebanyakan datang menggunakan bus yang disediakan oleh militer.

Prioritas utama, selain tanggap darurat pertama, meliputi kesehatan, guna menjamin anak-anak itu diimunisasi, terutama untuk melawan campak dan polio, kata Vigneau.

Juru Bicara Kantor Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR), Matthew Sarmash, mengatakan peningkatan signifikan jumlah pengungsi telah terlihat dalam beberapa hari belakangan dan Kamp Hamam Al Ali hampir mencapai kapasitas maksimumnya.

Saat ini, 150.000 tempat terisi. Ia mengatakan pembangunan sedang dilakukan untuk menampung 250.000 orang di sana.

Baca Juga

Vigneau mengatakan lebih dari 100.000 anak telah kehilangan tempat tinggal di Mosul sejak operasi militer terhadap kelompok ISIL (nama lain ISIS) dimulai pada Oktober 2016.

Gerak maju tentara ke arah Mosul terjadi setelah Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi pada 19 Februari mengumumkan dimulainya serangan guna mengusir petempur kelompok ISIS ke luar pinggir barat Mosul, yang oleh warga setempat dinamakan Tepi Kanan Sungai Tigris, yang membelah kota tersebut.

Pada penghujung Januari, Al-Abadi mengumumkan pembebasan pinggir timur Mosul, atau Tepi Kiri Sungai Tigris, setelah lebih dari 100 hari pertempuran melawan anggota ISIS.

Namun, pinggir barat Mosul, dengan jalannya yang sempit dan penduduk yang padat, antara 750.000 dan 800.000 orang, tampak menjadi tantangan yang lebih besar bagi pasukan rezim Irak, menurut perkiraan PBB.

Mosul, 400 kilometer di sebelah utara ibu kota Irak, Baghdad, telah dikuasai ISIS sejak Juni 2014, ketika pasukan Irak meninggalkan senjata mereka dan melarikan diri, sehingga petempur ISIS bisa menguasai banyak wilayah Irak Utara dan Barat, demikian menurut warta kantor berita Xinhua.

Sumber: Antara

Baca Juga