Langgar Zona Aman, Serangan Udara Rusia Bunuh 33 Warga Suriah, Termasuk Wanita Hamil

Nampak bangunan yang terkena serangan udara Rusia di Idlib, Suriah pada Ahad 28 Januari 2018. (Foto: Ubeyde Fadıl/Anadolu Agency)

IDLIB (SALAM-ONLINE): Serangan udara Rusia di provinsi Idlib, Suriah barat laut pada Ahad (28/1/18) telah membunuh setidaknya 33 warga Idlib, termasuk seorang wanita hamil dan anaknya yang belum lahir, lapor Reuters, sebagaimana dilansir Middle East Monitor (MEMO), Senin (29/1).

Sebagian besar korban maut berada di Saraqib, sebuah kota di jalan raya utama yang menghubungkan ke kota Aleppo yang dikuasai rezim Basyar Asad dan 20 kilometer sebelah barat laut Pangkalan Militer Abu Al-Duhur.

Mustafa Al-Haj Youssef, kepala pertahanan sipil Idlib yang dikenal sebagai Helm Putih (White Helmets), mengatakan bahwa lebih dari 35 orang terluka dalam serangan udara, yang dilaporkan menyerang pasar sayur, sebelah utara Saraqib.

“Langsung setelah (serangan pertama), rumah sakit tempat korban luka-luka dirawat, kemudian menjadi sasaran serangan, menyebabkan luka-luka di antara staf medis, dan rumah sakit tersebut benar-benar tidak berfungsi lagi,” ujar Mustafa kepada wartawan melalui telepon.

Dalam sebuah video yang dirilis oleh White Helmets yang menunjukkan akibat dari serangan kemarin, petugas medis terlihat menarik para korban keluar dari reruntuhan bangunan yang hancur dan membawa orang-orang yang terluka ke rumah sakit.

Baca Juga

Idlib dan daerah sekitarnya berada di bawah kendali kelompok pejuang oposisi sejak 2015, membentuk benteng strategis untuk berbagai faksi. Meskipun zona de-eskalasi (zona aman) telah ditentukan sesuai kesepakatan Astana antara Rusia, Iran dan Turki, namun wilayah tersebut mendapatkan serangan intensif dari pasukan rezim dalam beberapa bulan terakhir, sehingga rezim, juga Rusia, dianggap melanggar kesepakatan zona aman tersebut.

Awal bulan ini, Penasihat Khusus PBB untuk Pencegahan Genosida dan Penasihat Khusus  Tanggung Jawab untuk Perlindungan, menyatakan keprihatinannya akan situasi di Idlib, dan meminta status zona de-eskalasi agar dihormati.

Mereka memperkirakan bahwa pertempuran yang meningkat di selatan Idlib dan pedesaan utara Hama antara pasukan rezim dengan kelompok oposisi, menyebabkan bertambahnya pengungsi lebih dari 200.000 orang. Mayoritas pengungsi melarikan diri ke utara negara tersebut dari wilayah lain di Suriah.

Sejumlah LSM, termasuk Amnesty International, telah mencatat penargetan sistematis terhadap rumah sakit oleh Rusia dan rezim Suriah, yang merupakan kejahatan perang. (S)

Sumber: Middle East Monitor

Baca Juga