Rezim Asad & Rusia Didesak Hentikan Serangan di Ghouta Timur

GHOUTA TIMUR (SALAM-ONLINE): Sebuah badan pertahanan sipil Surah, White Helmets (Helm Putih), Ahad (14/1/18), menyerukan dihentikannya serangan oleh rezim Basyar Asad yang didukung Rusia di daerah pinggiran Damaskus, Ghouta Timur.

“Rezim Suriah melakukan operasi militer terhadap warga Ghouta Timur meskipun semua kesepakatan ditandatangani untuk menjauhkan penduduk sipil dari zona konflik. Media rezim melaporkan kabar palsu yang mengatakan bahwa warga sipil sudah dievakuasi dari zona perang,” demikian pernyataan Helm Putih yang ditulis di sebuah akun media sosial mereka, Kantor Berita Turki Anadolu melaporkan Ahad (14/1/18).

Kelompok tersebut meminta bantuan kemanusiaan dan medis mendesak untuk orang-orang yang tinggal di distrik yang terkepung tersebut.

Serangan udara oleh rezim Asad, yang didukung oleh pesawat tempur Rusia, telah meningkat dalam 16 hari terakhir di Ghotua Timur, kata Helm Putih.

Menurut data Helm Putih, daerah tersebut dilanda 645 serangan rudal, 3.031 serangan artileri dan 695 serangan udara selama 16 hari terakhir dan menewaskan setidaknya 177 warga sipil, termasuk 51 anak-anak dan 34 wanita.

Sebelumnya pada Selasa lalu, Helm Putih merilis, pada 2017 total 1.337 warga sipil terbunuh di Ghouta Timur dalam serangan oleh pasukan rezim, Korban termasuk 12 anggota Helm Putih.

Baca Juga

Tahun lalu, menurut Helm Putih, rezim dan pasukan pro-rezim melancarkan 403 serangan udara dan 7.325 serangan artileri.

Ghouta Timur merupakan rumah bagi sekitar 400.000 penduduk, yang sejak akhir 2012 hingga kini berada di bawah pengepungan rezim Asad sehingga melumpuhkan kota itu.

Padahal wilayah ini termasuk dalam jaringan zona de-eskalasi yang didukung oleh tiga negara penjamin, yaitu Turki, Rusia dan Iran, di mana tindakan agresi dilarang. Namun kesepakatan sebagai zona de-eskalasi itu terus dilanggar oleh rezim Asad, bahkan didukung oleh Rusia yang semestinya bertanggungjawab untuk mencegah itu sebagai pihak penjamin di pihak rezim. (S)

Sumber: Anadolu Agency

Baca Juga