Setelah Jet Tempurnya di Suriah Ditembak Jatuh, Rusia Gencarkan Serangan ke Idlib
IDLIB (SALAM-ONLINE): Rusia menggencarkan serangkaian serangan udaranya ke wilayah di mana salah satu jet tempurnya ditembak jatuh oleh pejuang Suriah pada Sabtu (3/2/18), menyebabkan puluhan pejuang dan warga sipil terbunuh, demikian menurut aktivis Suriah dan pejabat Rusia.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), sebuah kelompok pemantau perang sipil Suriah yang berbasis di Inggris seperti dikutip Aljazeera, Ahad (4/2), mengatakan setidaknya 68 serangan menyerang provinsi Idlib pada Ahad (4/2) dini hari, menyusul sekitar 35 serangan pada Sabtu.
Dikatakan sedikitnya lima orang terbunuh dan ribuan warga sipil telah melarikan diri dari wilayah tersebut untuk menghindari serangan dan pengeboman di wilayah tersebut.
White Helmets (Helm Putih), sebuah kelompok pertahanan sipil Suriah, melaporkan 21 kematian warga sipil di desa-desa di sekitar tempat pesawat jet Sukhoi yang ditembak jatuh, namun tidak jelas apakah korbannya termasuk pada penghitungan SOHR.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah membunuh setidaknya 30 pejuang dalam serangan udara, yang dikatakan bertanggungjawab atas penembakan jatuh jet tempur tersebut.
Pilot Sukhoi terbunuh setelah dikeluarkan dari pesawat oleh pejuang Suriah, termasuk anggota kelompok Hay’at Tahrir al-Sham (HTS), dikenal dengan Tahrir al-Sham.
Kelompok HTS sebelumnya dikenal sebaga Jabhah Nushra (JN), yang dulunya merupakan cabang Al-Qaeda di Suriah.
Analis Richard Weitz dari Hudson Institute mengatakan kepada Aljazeera bahwa terlalu dini untuk mengatakan bagaimana sebenarnya pesawat Rusia tersebut ditembak jatuh.
“Beberapa laporan mengatakan bahwa hal itu disebabkan oleh tembakan senapan mesin. Ada beberapa laporan di luar sana yang mengatakan bahwa pesawat ditembak jatuh oleh sebuah rudal namun kelompok pejuang Suriah tidak diketahui memiliki rudal darat-ke-udara dengan rentang seperti ini,” kata dia.
Pesawat Rusia ditembak jatuh di atas provinsi Idlib, yang merupakan salah satu zona de-eskalasi (zona aman) yang disepakati di Suriah pada September lalu sebagai upaya untuk mengurangi konflik di kawasan tersebut. Namun, masalahnya rezim Asad dan Rusia terus melanggar kesepakatan de-eskalasi itu. Serangan gencar dari pasukan rezim Suriah dan sekutunya, Rusia, terus berlanjut, padahal di wilayah zona de-eskalasi terlarang melancarkan serangan.
Rumah sakit, pasar dan toko roti di seluruh provinsi Idlib, yang merupakan daerah pejuang oposisi terbesar yang tersisa di Suriah, menjadi wilayah yang terus jadi sasaran serangan udara rezim Suriah dan Rusia, lansir Aljazeera.
Puluhan ribu warga sipil telah meninggalkan daerah yang merupakan rumah bagi lebih dari tiga juta orang tersebut. Banyak dari mereka sekarang yang mengungsi. (S)
Sumber: Aljazeera