Masjid di Jerman Diserang dengan Bom Molotov

COLOGNE (SALAM-ONLINE): Setidaknya tiga masjid diserang di Jerman pada Ahad (25/3/2018) kemarin, Kantor Berita Anadolu melaporkan.

Dalam insiden pertama, sebuah masjid di Kota Kassel tengah diserang dengan bom Molotov pada Ahad dini hari.

Serangan itu tidak menyebabkan adanya korban, tetapi kerusakan kecil terjadi pada masjid yang dikelola oleh Uni Turki Eropa (ATB), salah satu asosiasi Muslim-Turki terbesar di negara itu.

Rekaman keamanan memperlihatkan empat penyerang terlibat dalam insiden itu. Beberapa jendela Masjid Yunus Emre itu juga rusak. Sebagian kerangka terbakar dan dinding bangunan rusak.

Insiden itu terjadi pada Ahad sekitar pukul 4.30 pagi waktu setempat.

Mustafa Koc, kepala pusat budaya yang mengelola masjid, mengatakan pihaknya ingin polisi menangkap semua yang  bertanggung jawab atas serangan itu.

“Kelanjutan dari serangan semacam itu meningkatkan kekhawatiran kami. Kami berharap pihak berwenang untuk bergerak dan bertindak segera memecahkan masalah ini. Kami menyerukan seluruh komunitas Turki untuk tetap berhati-hati,” pintanya.

Secara terpisah, masih di hari yang sama, Ahad, dua masjid lagi dirusak di Kota Herne dan Kota Amberg. Kedua masjid itu dikelola oleh Persatuan Islam Turki untuk Urusan Agama (DITIB).

Di Masjid Wanne Eickel Haci Bayram, para penyerang menggambar salib di pintu depan dan menulis pesan yang memuji pemimpin Nazi, Adolf Hitler. Sementara pesan-pesan politik yang mendukung kelompok teror YPG/PKK di Suriah disemprot dengan cat di Masjid Ulu.

Baca Juga

Setidaknya 40 serangan semacam itu telah tercatat sejak awal tahun ini di Jerman.

Kelompok YPG/PYD/PKK dan organisasi sayap kiri mengklaim bertanggungjawab atas lebih dari dua lusin serangan sejak peluncuran Operasi Olive Branch yang dipimpin militer Turki di wilayah barat laut Suriah, Afrin, melawan YPG/PKK dan Daesh (ISIS).

Serangan itu menyasar masjid, asosiasi dan toko Turki di berbagai kota, termasuk Berlin, Frankfurt, Hamburg dan Aachen.

Polisi Jerman gagal menangkap penyerang di sebagian besar insiden.

PKK—Partai Pekerja Kurdistan, yang terlarang di Turki—juga telah dilarang di Jerman sejak 1993, tetapi tetap aktif, dengan hampir 14.000 pengikut di negara ini.

Ankara telah lama mengkritik Berlin karena tidak mengambil langkah-langkah serius terhadap PKK, yang menggunakan negara itu sebagai platform untuk kegiatan penggalangan dana, rekrutmen dan propaganda mereka.

Jerman memiliki komunitas Turki sebanyak 3 juta orang. Banyak di antaranya adalah generasi kedua dan ketiga warga negara Jerman yang kakek-nenek mereka dari Turki pindah ke negara itu sejak 1960-an. (S)

Sumber: Anadolu Agency

Baca Juga