“Mafia Narkoba Berjaya di Era SBY, Anak-anak Bangsa Berguguran dalam Usia Produktif”

JAKARTA (SALAM-ONLINE.COM): Terungkap fakta mengejutkan, bahwa dari 131 petugas Lembaga Pemasyarakatan yang merupakan pegawai negeri sipil di Riau, ternyata 25 di antaranya pengguna narkoba.

Menyikapi fakta mengejutkan itu aktivis mahasiswa 1977/78 Hatta Taliwang menyatakan bahwa potret penjara di Riau itu sekaligus menjadi potret kondisi negara.

“Bagaimana mau membina narapidana? Ini potret penjara kita sekaligus potret negara. Meskipun tiap hari rata-rata ada korban narkoba meninggal 40 orang namun bisnis narkoba tetap marak dan meningkat,” kata Hatta Taliwang kepada itoday, Sabtu (10/11/2012).

Menurut Hatta, pada 2008 transaksi narkoba setahun Rp 23 triliun melibatkan ibu-ibu rumah tangga, mahasiswa, karyawan, pengangguran dan lain-lain sebagai kurir dengan honor antara Rp 500 ribu sampai dengan Rp 5 juta.

Baca Juga

Kata Hata, meskipun kampanye antinarkoba meningkat dengan adanya BNN tetapi pengguna narkoba terus membumbung, dari 3,2 juta orang (2004) menjadi 4,5 juta (2009).

“Narkoba telah jadi home industri, Indonesia telah jadi produsen sekaligus konsumen. Anak-anak muda bangsa berguguran dalam usia produktif. Mafia narkoba berjaya di masa rezim SBY yang penuh citra,” pungkasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Ketua MK Mahfud MD mengaku heran dengan pemberian grasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Meirika Franola alias Ola. Sebelumnya, grasi presiden juga diberikan kepada terpidana mati lainnya.

Mahfud menaruh curiga, mafia narkoba mulai bergentayangan di lingkungan Presiden melalui pembisiknya. “Mungkin ada mafianya juga yang melalui pintu-pintu tertentu sehingga bisa meyakinkan orang-orangnya Presiden bahwa ini (Ola) harus diberi grasi,” cetus Mahfud di Jakarta, Kamis (8/11/2012). (isa)-sumber: itoday

Baca Juga