Tim ACT Respons Cepat Kebutuhan Warga Korban Gempa Lombok

Tim Medis ACT bantu warga korban gempa Lombok

LOMBOK (SALAM-ONLINE): Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) merespons cepat kebutuhan warga korban gempa Lombok. Direktur Plt. Disaster and Emergency Response Management (DERM) ACT Bambang Triyono mengatakan, group relawan ACT sudah disebar di beberapa lokasi gempa, termasuk Mataram.

“Insya Allah Selasa (7/8/2018), jam tujuh pagi, akan disalurkan bantuan lanjutan berupa ambulans, Humanity Food Truck, kendaraan rescue dan truk logistik. Semua akan diangkut menggunakan pesawat Hercules,” ungkap Bambang dalam siaran pers yang diterima Salam-Online, Senin (6/8) malam.

Dia menjelaskan, relawan akan dibagi dalam beberapa bidang sesuai dengan kualifikasi masing-masing. Tim penyelamatan dan medis akan diterjunkan langsung ke wilayah pesisir Lombok Utara. Sementara relawan logistik akan membantu distribusi logistik untuk Dapur Umum dan lainnya.

“Siang ini relawan medis yang terdiri dari dua dokter dan dua fisioterapis langsung bergerak ke Rumah Sakit Tanjung di Lombok Utara. Sementara relawan logistik akan fokus di dua titik Dapur Umum ACT, yaitu di Sembalun dan Obel-Obel,” pungkasnya.

Dampak gempa Lombok tak hanya menelan korban jiwa, luka-luka ratusan warga dan rumah-rumah yang hancur. Infrastruktur dan fasiltas umum pun luluh lantak. Tiga jembatan misalnya, dilaporkan rusak, yaitu jembatan Bayan, jembatan Lokok Tampes dan jembatan Gangga.

Baca Juga

Seorang relawan Tim Emergency Response Aksi Cepat Tanggap (ACT) NTB, Juaini, melaporkan Lombok Utara termasuk wilayah yang terkena dampak terparah.

“Jembatan-jembatan pada retak, aspalnya naik dan banyak pohon tumbang. Ambulans ACT dari Kecamatan Bayan muter ke atas bukit karena kondisi gelap, sampai di Kecamatan Tanjung, pagi. Di jalanan bangunan roboh, mulai dari Desa Sambik Jengkel, Desa Lokok Beru sampai ke Senggigi rusak berat. Bangunan beton hancur semua,” ungkap Juaini dalam laporan tertulisnya, Senin (6/8) malam.

Juaini memaparkan kondisi pengungsi cukup memprihatinkan. Mereka membutuhkan obat-obatan dan bantuan logistik lainnya.

“Kondisi pengungsi di Kecamatan Tanjung termasuk yang parah. Banyak yang patah tulang kaki dan tangan ketimpa tembok. Mereka termasuk yang telat di evakuasi,” kata Juaini. (MNM/Salam-Online)

Baca Juga