Tolak Tuntutan, Qatar Serukan Dialog
SALAM-ONLINE: Menteri Luar Negeri Qatar menegaskan pada Rabu (5/7) bahwa negaranya menolak tuntutan Arab Saudi dan sekutunya. Ia menegaskan dialog adalah jawaban atas masalah di wilayah ini.
“Qatar akan menyambut upaya serius untuk memperbaiki hubungan,” ujar Menlu Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani seperti dilansir The New Arab, Rabu (5/7).
Namun, terlepas dari proposisi ini, Al-Thani memprediksi pertikaian tersebut akan berlanjut untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
“Qatar saat ini membayar sepuluh kali lipat biaya pengiriman normal (atas pasokan akibat blokade),” katanya seraya menambahkan bahwa negaranya tengah mencari “alternatif” untuk memastikan rantai pasokan tidak terputus oleh akibat blokade tersebut.
Menlu Al-Thani menyatakan kepada Chatham House di London bahwa independensi kebijakan luar negeri Qatar merupakan isu sentral yang akan dilindungi oleh Doha.
Alasan utama lain di balik blokade, kata Al-Thani, adalah karena Qatar “menentang perbedaan” antara kebijakan luar negeri negaranya dengan anggota Dewan Kerja Sama Negara-negara Arab-Teluk (GCC) lainnya.
“Alasan utama (berikutnya) atas blokade ini adalah untuk mematikan suara (pihak) lainnya,” ujarnya.
Untuk itu, menurut Sheikh Al-Thani, tuntutan yang disetting oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) tersebut, dirancang untuk ditolak, karena mereka mewajibkan Qatar untuk mengorbankan kedaulatannya.
“Alasan utama lain di balik blokade tersebut adalah bahwa monarki Teluk takut kritik dan perbedaan pendapat,” kata Sheikh Al-Thani.
“Mesir atau Bahrain, jika mereka memiliki alasan sendiri untuk menuntut, mereka dapat mempresentasikannya, tapi kami melihat Arab Saudi dan UEA sebagai pendorong utamanya,” ungkap Al-Thani.
Batas waktu atas daftar dari tiga belas tuntutan yang dikeluarkan oleh Saudi Arabia, UEA, Bahrain dan Mesir hingga kini masih berlangsung dan ketegangan terus berlanjut. (EZ/Salam-Online)
Sumber: The New Arab (alaraby.co.uk)